Headline

Pengusaha Percetakan Purnama Karawang Bongkar Penipuan Bermodus Transfer Palsu


The Karawang  Post - Karawang | Seorang pengusaha percetakan besar di Karawang nyaris menjadi korban penipuan dengan modus order fiktif pengadaan sampul raport. Kejadian ini menimpa Iwan Herma, pemilik Percetakan Purnama, yang beruntung berhasil menggagalkan aksi tersebut sebelum kerugian terjadi.

Peristiwa bermula saat Daryadi, staf bagian marketing Percetakan Purnama, menerima informasi dari rekannya bernama Yus Sunarya mengenai adanya calon konsumen yang ingin mencetak sampul raport. Informasi tersebut kemudian disampaikan kepada Iwan Herma.

"Daryadi datang ke toko dan menyampaikan bahwa akan ada orderan 380 buah sampul raport. Saya sempat senang karena ini termasuk orderan besar," ungkap Iwan kepada redaksi Nuansa Metro, Jumat (2/5/2025).

Setelah itu, Daryadi menjalin komunikasi dengan konsumen yang mengaku bernama Wahyu Purnomo. Konsumen tersebut bahkan mengonfirmasi keseriusannya untuk mencetak dan mentransfer uang sebesar Rp21.090.000 ke rekening perusahaan CV. Intel melalui Bank BJB.

Namun, kejanggalan mulai muncul ketika Wahyu meminta pengembalian "diskon" sebesar Rp6 juta setelah mengirim bukti transfer. 

"Dia mengirim bukti transfer dari rekening atas nama SD M 1 Karawang, lalu langsung minta uang diskon dikembalikan ke rekening pribadi atas nama Susingiri Wulandari di BRI. Ini yang membuat saya curiga," jelas Iwan.

Insting bisnis Iwan yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia usaha pun langsung bekerja. Ia segera menghubungi rekannya di Bank BJB untuk memastikan kebenaran transfer tersebut. 

"Hasilnya, tidak ada dana yang masuk ke rekening perusahaan saya (CV. Intel, red)," Tutur Iwan.

"Saya langsung tegaskan ke Daryadi bahwa ini penipuan! Mana ada orderan belum dikerjakan, tapi minta uang dikembalikan dengan tergesa-gesa. Jelas-jelas modus ini untuk menjebak," tegas Iwan.

Daryadi, yang menjadi perantara awal, mengaku tidak memiliki kecurigaan karena informasi awal berasal dari orang yang dikenalnya.

 "Karena saya percaya sama rekan saya, saya langsung teruskan ke Pak Iwan. Tapi ternyata memang betul itu penipuan," ujar Daryadi.

"Untung saya sudah terbiasa menghadapi berbagai karakter konsumen. Kalau tidak hati-hati, bisa-bisa kami rugi besar," tutup Iwan Herma.

Ditempat terpisah, Yus Sunarya saat dikonfirmasi terkait hal itu, membenarkan telah meneruskan adanya orderan sampul raport kepada Daryadi. 

"Betul kang, awalnya ada WhatsApp nomor tak dikenal masuk ke HP saya, mau order sampul raport. Ya saya langsung suruh hubungi Daryadi. Namun, saya mendapat kabar balik dari Daryadi bahwa konsumen yang dikasihkan dari saya itu penipu," ungkap Yus Sunarya kepada Nuansa Metro, Jum'at 2 Mei 2025. 

Lanjut Yus, setelah mendapat kabar tersebut dari Daryadi, dirinya langsung menghubungi pihak SD M 1 Karawang. 
Namun jawaban dari pihak SD M 1 Karawang, bahwa di sekolahnya tidak ada guru yang bernama Wahyu Purnomo. 

"Setelah kami chek ke SD M 1 Karawang, ternyata tidak ada guru bernama Wahyu Purnomo. Jelas itu orang mau menipu. Pesan saya kepada pengelola sekolah dan pengusaha percetakan, hati-hati dengan modus seperti itu," imbuhnya.

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi para pelaku usaha agar selalu waspada terhadap modus-modus penipuan baru yang kian marak, bahkan menyasar dunia percetakan.


• Red

0 Komentar

© Copyright 2022 - THE KARAWANG POST